Jumat, 30 Desember 2011

TRAGEDI LUMPUR LAPINDO II

Ketika membuka mata
aku terkesiap...
aku telah berada di sebuah perkampungan
tapi nafasku terasa sesak

O... ternyata aku berada di desa
yang telah tenggelam oleh luapan lumpur Lapindo

Aku pun berjalan
menyusuri perkampungan itu

Sepi...
tak ada aktivitas layaknya sebuah desa

Terdengar jerit tangis menyayat hati
jeritan orang-orang yang kehilangan tempat tinggal
jeritan orang-orang yang kehilangan mata pencaharian
jeritan orang-orang yang kehilangan tempat beribadah
jeritan anak-anak yang kehilangan gedung sekolahnya
jeritan anak-anak yang kehilangan tempat bermain
bahkan...
jeritan mayat-mayat yang ada di dalam tanah pekuburan

Mereka berdiri di depan rumah
lelah terpancar dari wajah mereka
lelah mengarungi tragedi ini

Mereka menangis...
menangisi bencana yang terjadi
menangisi orang-orang yang bertanggung jawab
menyelesaikan permasalahan ini

Lalu...
aku perhatikan mereka
satu per satu dengan seksama
aku terperangah...
ternyata...
bulir-bulir yang keluar dari mata mereka bukanlah air
tapi lumpur!
ya... lumpur!


Minggu, 21 Oktober 2007
Bekasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.