Kamis, 03 September 2020

DONGKOL SAMA KAMU

Kamu tau ga gambar kucing di pp wa ku, itu karena aku sebel sama kamu yang posting soal partai yang ga ada gunanya. Aku kucing yang warna putih. Kamu kucing yang warna kuning. Karena kucing warna putih mukanya cemberut.

Jadi bertanya-tanya, cintamu itu beneran atau cuma main-main ? Karena kamu selalu mengulang kesalahan yang buat aku jengkel. Sebel banget rasanya kalau kamu lama ga pernah wa aku, trus abis itu wa aku. Berasa dimain-mainin sama kamu.

Orang kalau bener-bener cinta, dia akan sering menghubungi. Karena dia selalu kangen, pengen tau kabar. Kamu enggak begitu. Aku sakit aja kamu ga tau. Apa gunanya punya hp. Ga mesti tiap hari yang sehari sampe 3x juga. Tapi paling enggak dalam seminggu ada beberapa kali menghubungi. Saling memberi kabar masing-masing.

Waktu kamu kirim foto kamu sama om kamu, nyadar ga kenapa aku balesnya sampe berhari-hari. Itu karena aku sebel sama kamu. Karena kamu lama ga pernah hubungi aku, tiba-tiba kamu hubungi aku. Itu rasanya dongkol banget.

Makanya waktu kamu dateng ke Jepara, aku ga menyambut kamu dengan senyuman. Karena waktu itu aku lagi datang bulan, ditambah inget kelakuan kamu. Jadi rasa hati dongkol banget. Cuma kasian aja liat kamu jauh-jauh dateng. Jadi luluh hati ini. Ditambah ga enak sama om kamu.

Dongkol juga sama om kamu. Kayak orang ga bertanggung jawab aja. Ngenalin ponakannya tapi ga ada pembicaraan lanjutan sama aku. Karena om kamu ga punya anak perempuan sih. Jadi ga ngerti rasanya orang tua yang punya anak perempuan.

Waktu pertama kali aku cerita soal kamu sama tanteku yang di bekasi. Tanteku tanya orangnya gimana, agamanya gimana, sholatnya gimana. Dia bilang, kalau ga tau kan bisa tanya sama om nya. Aku cuma diem aja.

Memang seharusnya aku banyak bertanya sama om kamu. Karena dia yang ngenalin kamu. Dia juga saudara kamu. Yang pastinya tau tentang kamu. Tapi kalian sama-sama menyebalkan. Laki-laki emang begitu ya.

Ngomong-ngomong soal shalat, waktu kamu di rumahku, bangunmu siang, ga shalat subuh lagi. Dinilai ga bagus lah sama orang tuaku. Masih mending kalau orang ga kaya, tapi agama, shalat, dan akhlaknya bagus.

Yang katanya orang ibu kota, bangga sekolah di ibu kota yang bagus. Harusnya sikap juga gentle. Berani menghadapi segalanya. Udah ada pembicaraan kapan mau datang ke rumah. Kalau orangnya gentle, ya bicara kalau ga bisa datang ke rumah sesuai rencana awal. Lha kalau diem aja berarti penakut atau malah pengecut.

Apa mungkin harus maklum .. namanya juga orang partai, tukang php. Nanti rezeki kamu juga di php. Ya panteslah kalau kamu rezekinya angot-angotan. Kamunya sering nyakitin aku sih.

Jadi inget waktu di grab pulang dari mesjid menara sunan kudus. Kamu bilang sama sopir grab, susah banget ngajakin anak gadis orang nikah. Lah .. yang bikin susah itu kan kamu sendiri. Coba kamu serius, ga main-main mulu. Udah nikah kita tahun lalu.


Minggu, 30 Agustus 2020
Mayong, Jepara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.