Minggu, 03 November 2019

TENTANG MEREKA YANG PERNAH MAMPIR

Rasa yang lagi campur aduk gara-gara kamu (badan udah agak mendingan, tapi hati masih ga enak), ditambah air pam yang mati seminggu ini (otomatis ga bisa nyuci dan bersih-bersih kamar), akhirnya buat aku kepoin sosmednya dia, mas psikologi 96. Sebenernya aku males nulis tentang dia yang sudah jadi masa lalu. Tapi karena kelakuan kamu kemarin, jadi pengen nulis tentang orang-orang yang pernah mampir di kehidupan aku.

Ternyata beberapa tahun ini dia sudah pindah kerja. Setelah lulus kuliah, dia bergabung di Yayasan Pantau. Kemudian dia bekerja sebagai wartawan di harian Bisnis Indonesia. Dan sekarang dia bekerja sebagai editor di CNN Indonesia. Kalau liat FB nya, sepertinya dia sibuk, karena jarang posting. Atau bisa jadi sudah tidak tertarik dengan sosmed lagi. Kalau lihat postingannya dulu, dia bukan tipe orang yang selalu mempublikasikan kehidupan pribadi di sosmed. Dia lebih sering posting berita maupun artikel. Ku cari di twitter, dia punya account, tapi jarang ngetweet. Kalaupun ngetweet juga share berita atau artikel. Ku cari di IG, ada account juga, tapi ga pernah posting.

Aku perhatiin juga, banyak teman-temanku yang sekarang sudah ga aktif di sosmed lagi. Ya .. kehidupan nyata lebih penting dari pada kehidupan maya. Keluarga dan teman-teman di kehidupan nyata lebih baik, dari pada mereka yang hanya kenalan lewat dunia maya. Banyak orang-orang ga jelas di dunia maya. Itu sebabnya aku sekarang enggak mau menerima pertemanan di sosmed. Kecuali yang sudah kenal di dunia nyata. Dan aku ingin seperti itu juga. Menepi dari dunia maya. Dan hidup di dunia nyata bersama kamu. Tapi sekarang, entahlah .. apa kamu mau hidup sama aku ?

Balik ke si mas psikologi 96 tadi. Dia ga pernah upload foto pribadi, foto keluarga, ataupun foto dengan teman-teman. Hanya beberapa kali dia upload foto-foto liputan. Di salah satu fotonya, dia menyebutkan kalau dia merasa malu untuk foto sendirian. Mungkin juga karena dia ganteng, dia ga mau jadi bahan bulan-bulanan teman-temannya. Kalau foto-foto yang dikirim dari saudara dan teman-temannya lumayan banyak. Nah .. dari situ jadi tau foto waktu pernikahannya. Istrinya cantik, dan sepertinya pintar. Kerja di Mahkamah Konstitusi. Jauh bedalah sama aku ini. Pantas aja kalau dia memilih istrinya itu, sepadan.

Dia asli Banjarmasin. Anak kedua dari tiga bersaudara. Kakaknya perempuan, ikut suaminya yang bekerja di Freeport, Papua. Kakaknya ini alumni jurusanku, dan pers mahasiswa universitas. Adiknya laki-laki, dulu kuliah di salah satu STIE di Jogja. Nah .. adik sepupunya angkatan 01 satu fakultas denganku, cuma dia jurusan Teknik Mesin. Dari postingan di FB, ternyata bapaknya pernah jadi menteri lingkungan hidup di era Presiden SBY.

Sewaktu aku kerja di pabrik tekstil di Tangerang, aku pernah melihat mas psikologi 96 ini di tv. Ga sengaja nonton berita. Dan di situ ada dia diantara para wartawan yang sedang mewawancarai narasumber. Tersorot oleh kamera wartawan tv.

Dulu dia memulai perkenalan denganku lewat sms. Jaman dulu belum ada wa atau sosmed lah ya .. Sebelum ada sms dari dia, salah seorang temanku di pers mahasiswa bilang sama aku, "Prima, Mas Nugi sudah sms kamu ?" Aku jawab, "Ga ada sms tuh. Emang Mas Nugi itu siapa ?" Kata temenku, "Itu wakil pemimpin umumnya Himmah. Kemarin aku main ke Himmah. Trus ngobrol sama Mas Nugi. Dia nanyain kamu. Dia nanya nomer hp kamu sama alamat rumah kamu. Trus ya aku kasih nomer hp kamu sama ancer-ancer alamat rumah kamu." Aku bilang, "Lha .. dia kok bisa tau aku dari mana ?" Temenku jawab, "Waktu ada acara Profesi kemarin, dari Himmah kan dia yang datang." Aku cuma jawab oh, sambil bingung campur penasaran karena belum tau orangnya.

Beberapa hari kemudian ada sms masuk dari nomer yang belum aku kenal. Dari sms itu, dia menyebutkan namanya. Ya .. Mas Nugi akhirnya sms aku. Dan beberapa hari kemudian dia pun datang ke rumah. Baru itu aku bertemu dengannya, ternyata dia ganteng. Rambutnya gondrong sebahu. Waktu itu lagi booming film meteor garden. Dan menurutku, Mas Nugi ini mirip sama Ken Zhu. Ha ha ha .. potongan rambutnya kali. Orangnya sepintas juga mirip-mirip dikit sih. Kalo liat fotonya sekarang malah mirip Ari Lasso. He he he ..

Suatu saat dia pernah sms aku, lagi suntuk katanya. Tapi sudah lumayan reda setelah bikin puisi. Entahlah .. dia bikin puisi apa dan untuk siapa. Sampe sekarang aku ga tau isi puisinya. Komunikasi kita ga terlalu sering. Kita juga ga pernah keluar jalan bareng. Dia ga pernah ngajak aku jalan keluar. Cuma sms-an dan ngobrol di rumah. Dia yang datang ke rumah. Pernah juga dia nelpon ke telpon rumah. Di kampus pusat kan masih ada telepon umum koin. Nah .. gombalnya dia sih, lagi punya 2 koin. Satu buat telpon narasumber, satunya lagi buat telpon aku.

Pernah juga diboncengin dia waktu ketemu di jalan. Yang pertama waktu aku jalan dari depan (turun angkot di jalan raya) mau ke gedung kampusku. Secara gedung fakultasku paling belakang, dan gedung fakultas dia di depan. Dia juga mau ke arah kampusnya, lihat aku lagi jalan kaki sendirian, trus nyamperin dan nganterin aku sampe ke kampusku. Yang kedua waktu aku mau main ke kos temanku. Aku di pinggir jalan, abis turun angkot, mau nyebrang. Dan dia lewat, trus akhirnya nganterin aku sampe ke kos temanku.

Waktu aku mendekati semester terakhir, aku dapat kabar dari temanku, kalau Mas Nugi sekarang sudah punya pacar. Katanya teman satu fakultasnya. Ga berapa lama, Mas Nugi sms aku mau main ke rumah. Rasanya tuh sebel kalo lama ga pernah contact, trus ngontact lagi. Berasa diinget hanya sebagai sampingan aja. Tapi ku iyakan aja ketika dia bilang mau main ke rumah. Setelah ngobrol sana sini, aku pun bertanya tentang kabar bahwa dia punya pacar. Dia agak kaget juga. Ku lihat dia sempet gugup dan duduknya jadi ga nyaman. Dia pun akhirnya membenarkan kabar itu. Dan itu adalah terakhir kalinya dia main ke rumah. O iya, Mas Nugi ini ga ngerokok. Ya iyalah, karena dia punya asma.

Abis itu, waktu lebaran aku mengirim sms ucapan lebaran. Dia membalas sambil berkata, kalau banyak salah sama aku. Berarti dia nyadar kalau udah buat aku patah hati. Setelah lulus kuliah, dia pergi ke Jakarta. Sempet berkabar via email. Dia memberi tau kalau aktif di Yayasan Pantau. Sepertinya dia mulai memilih jalan hidup di dunia jurnalistik. Dan dia juga memberi tau nomer hp yang baru. Karena hpnya hilang sewaktu di angkutan umum di Jakarta. Dan nomer yang itu pun akhirnya ganti juga sepertinya. Karena sampai sekarang aku ga pernah contact dengan dia lagi. Dulu waktu dia masih aktif di FB, pernah sekali memberi ucapan selamat ulang tahun. Ya secara di FB kan ada pemberitahuannya.

Sekarang cerita tentang mahasiswa TMI angkatan 96 dari Purbalingga yang suka sama aku. Pedekate, selama seminggu tiap hari dia datang ke rumah sama temannya, mahasiswa TMI angkatan 98 dari Bengkulu. Setiap ke rumah, yang ngobrol sama aku itu yang mas TMI 98. Dia yang banyak omong nanya-nanya ke aku. Jadi aku ga ngira kalau mas TMI 96 yang suka sama aku. Sayangnya aku ga memiliki perasaan apa-apa sama dia.

Selama seminggu dia kalau dateng ke rumah berdua sama temannya. Dan di hari yang terakhir dia datang sendirian. Alasannya mau pinjam catatan salah satu mata kuliah di semesterku yang dia ulang. Apesnya dia, mata kuliah itu aku ga pernah nyatet. Jadinya dia pulang dengan tangan kosong.

Sepertinya dia ini bener-bener suka sama aku. Sampai mbobol emailku. Kan waktu main ke rumah mereka pernah minta alamat emailku dan nanya tanggal ulang tahunku. Jaman itu, awal-awal adanya internet. Waktu aku ulang tahun dia kirim email ucapan selamat ulang tahun. Tapi seingetku emailnya ga nyampe. Dari mbobol emailku itu dia dapat alamat email temanku perempuan yang kalau lagi di kampus aku seringnya sama dia. Si mas TMI 96 ini email temanku, bilang kalau bener-bener suka sama aku. Dan waktu itu aku lagi kasmaran sama Mas Nugi. Sama sekali ga ada perasaan sama si mas TMI 96 ini.

Waktu temanku bilang sama aku kalau dapat email dari mas TMI 96 ini. Aku kaget, karena aku ga pernah kasih alamat email temanku itu. Trus temanku bilang, berarti dia mbobol email kamu. Dari situ aku jadi tau kalau internet itu bisa tidak aman. Polos banget ya aku.

Setelah itu dia telpon ke telpon rumah. Jaman itu hp masih barang mahal. Jadi belum ada yang punya hp. Aku juga belum punya hp. Dia nanya apa aku marah. Ya aku jawab marah. Maksud ku marah karena dia sudah mbobol emailku. Setelah itu dia ga pernah hubungi aku lagi.

Si mas TMI 96 dan TMI 98 ini aktivis PMII. Kalau mas TMI 98 ini pernah di pers mahasiswa fakultas. Kalau mas TMI 96 katanya sih dulu pernah di pers mahasiswa fakultas juga tapi pas aku belum masuk di situ. Trus pernah di pers mahasiswa universitas. Jadi kenal jugalah sama Mas Nugi. Si Mas TMI 96 ini cerita, pernah kuliah sambil kerja jadi wartawan Suara Merdeka.

Waktu aku KKN, ternyata salah satu teman KKN ku, mahasiswa psikologi angkatan 98 dari Brebes, yang juga anak pers mahasiswa di fakultasnya, adalah aktivis PMII. Jadi kenal juga sama mas-mas tadi. Kata temen KKN ku, si Mas TMI 96 sempet agak frustasi dan disarankan temannya buat mengaji di pondok. Waktu itu dia sempet berjenggot panjang kata temen KKN ku. Aku sih berharap dia frustasi bukan gara-gara patah hati sama aku. Trus aku bilang sama temen KKN ku, agar jangan memberi tahu alamat rumahku yang sekarang.

Sewaktu kuliah di Jogja aku mengontrak rumah bersama adek dan ibuku. Sedangkan ayahku tetap bekerja di Sidoarjo. Setiap bulan ayahku yang datang ke Jogja. Dan selama di Jogja itu, pindah rumah kontrakan 3 kali. Si mas TMI 96 ini dulu datang ke rumah kontrakan yang pertama. Dan tiba-tiba dia datang bersama temannya dari pers mahasiswa universitas, mahasiswa ekonomi angkatan 99 ke rumah kontrakan yang kedua. Entah aku lupa dia dapat alamat dari siapa. Padahal teman KKN ku sudah aku pesan agar tak memberi tahu.

Pas ngobrol, dia sempet bilang sama temannya, yang notabene temannya Mas Nugi juga, kalau Mas Nugi itu cuma main-main. Dia ingin menegaskan kalau Mas Nugi itu ga serius sama aku, tapi kalau dia serius sama aku. Posisinya waktu itu aku sudah tahu Mas Nugi punya pacar. Ya .. mereka-mereka taulah kalau aku dulu dekat sama Mas Nugi. Tapi tetep aja hatiku ga bisa nerima cintanya si Mas TMI 96 ini.

O iya, pas kuliah juga sempet suka sama teman satu jurusan, satu angkatan, satu kelas. Dia asli Palembang. Tapi waktu itu dia pacaran sama teman sejurusan, seangkatan juga. Cuma beda kelas. Tapi rasa paling besar tetep sama Mas Nugi.

Sewaktu awal-awal aku cari kerja di Jakarta, aku sempet chating via YM sama mahasiswa FIAI angkatan 98. Dia ini dulu pemimpin umum Himmah, temen Mas Nugi pastinya. Dia sudah kerja di Jakarta sebagai wartawan di Jurnal Nasional. Waktu itu aku minta info lowongan kerja, karena lagi cari kerjaan. Trus dia bilang, ngapain cari kerja mending cari suami. Trus aku nanya emang ada temennya yang bisa dikenalin. Dia jawab, "Siapa ya ? Nugi udah tunangan. Oh ada nih .. tunggu bentar ya .. " Ga berapa lama ada contact YM baru masuk. Si Mas FIAI 98 ini ngenalin teman kerjanya.

Teman kerja Mas FIAI 98 ini orang Bandung. Umurnya sebelas tahun di atasku. Setelah ngobrol-ngobrol via YM dan sms, beberapa waktu kemudian dia main ke rumah tanteku di Bekasi. Waktu itu aku belum dapat kerja dan tinggal di rumah tanteku di Bekasi. Ga berapa lama dia cerita kalau kerja sama dengan temannya buat warung makan di Bekasi. Setelah itu jarang komunikasi. Dan aku pun akhirnya dapat kerja di Tangerang. Ya di tempat om kamu kerja dulu.

Dan waktu aku kerja di Jogja, aku sempet liat di FB si Mas Bandung ini dikirim foto sama temannya waktu dia pake baju pengantin. Sepertinya dia sudah menikah. Cuma dia ga mempublikasikannya. Setelah itu ku lihat dia ada beberapa kali upload foto-foto bersama perempuan. Mungkin itu istrinya. O iya, kapan hari di FB ada pemberitahuan pertama kali aku buat FB itu ternyata dari undangan Mas Bandung ini.

Dan, setelah beberapa tahun ga contact, tiba-tiba tahun lalu dia kirim message di FB. Tanpa basa-basi dia langsung minta nomer wa ku. Sepertinya dia ganti nomer. Ku balas, dan ku kasih nomer wa ku. Kemudian dia wa aku, memberi tahu kalau penerbitannya di Bandung butuh marketing. Aku bilang udah kerja, lagian itu jauh dari keluarga. Dia seperti kaget, trus nanya emang udah nikah. Aku bilang belum. Padahal maksud aku keluarga itu kan ayah ibu. Sepertinya dia berpikir kalau keluarga itu suami dan anak. Dia masih berusaha meyakinkan tentang lowongan lain yang ada di Bandung. Akhirnya ku bilang,"Ntar abangku kurang suka kalau aku kerja di sana." Trus dia tanya, "Emang abangnya orang mana ?" Aku jawab orang Depok. Dia cuma bilang jauh ya. Dan setelah itu dia ga pernah wa aku lagi. Abang .. aku menganggap abang kekasih aku. Tapi .. abang ga menganggap aku kekasih abang.

Trus akhirnya aku kepoin FB si Mas Bandung ini. Ku lihat foto-foto yang dulu dia sama perempuan dan foto dari temannya yang dia pake baju pengantin sudah ga ada. Sepertinya sudah dihapus. Dugaanku sih dia sudah cerai. Aku jadi sebel. Kalau dia memang tertarik sama aku, kenapa ga dari dulu ? Trus setelah cerai, dia cari perempuan yang pernah ada di masa lalu. Kan jadi males. Berarti dia ga bener-bener suka sama aku. Cuma buat pelarian aja. Apalagi liat di FB dia banyak foto-foto sama perempuan. Jadi tambah ga respect. Dari awal berteman di FB, kita ga pernah saling coment atau like kalau masing-masing ada update status. Aku sendiri ga pernah tertarik untuk coment di statusnya.

Lihat di FB nya, dia sekarang sudah ga jadi wartawan lagi. Dia buka usaha penerbitan buku di Bandung. Sambil mengelola situs seni. Dia juga nulis buku tentang teknik menulis puisi. Ya .. dia orang seni, sastrawan, penyair. Lihat fotonya, dia pernah gondrong juga. Tapi rambutnya keriting. Aku ga terlalu banyak tahu soal dia dan keluarganya.

Jaman kerja di Tangerang, aku pernah dekat sama teman kerja. Tapi dia lebih muda, angkatan 02 dari Cirebon. Orangnya ganteng. Aku Pernah beberapa kali pergi keluar sama dia. Dan mungkin ada orang-orang di pabrik yang lihat. Jadi di pabrik aku ditanyain, dikira aku pacarnya dia. Padahal aku pergi sama dia waktu itu karena dia minta ditemenin ke kantor pos yang buka sampai malam di Tangerang. Dia perlu mau kirim lamaran kerja ke tempat lain. Karena aku udah pernah ke kantor pos itu, makanya dia minta ditemenin. Pernah juga aku yang minta ditemenin pergi ke mall buat cari kado ulang tahun adek sepupuku yang di Tanah Abang. O iya, kita sama-sama tinggal di mess. Cuma aku di mess putri, dia mess putra. Tapi setiap kita jalan itu naik angkot. Karena dia ga bawa motor di mess. Sempet suka, jadi ya agak patah hati waktu dia punya pacar.

Waktu aku kerja di Jogja, tiba-tiba dia sms aku, nanya aku lagi di mana. Kita lama ga ada contact. Aku jawab lagi di rumah sakit, mau berobat. Waktu itu aku lagi sakit. Dia ga melanjutkan percakapan lagi. Besoknya aku lihat di FB dia upload foto pernikahan. Mungkin dia sms aku itu mau kasih kabar kalau dia mau nikah. Tapi karena aku bilang lagi sakit, dia ga jadi kasih kabar itu. Khawatir aku tambah sakit kali ya. Ha ha ha ..

Di tempat kerja ini ada juga operator yang suka sama aku. Lebih muda 5 tahun di bawahku. Dia pernah sms aku, minta aku nemuin dia di masjid pas jam istirahat. Dia waktu itu shift 2. Enggak ku datengin lah ya .. Laki-laki harusnya menghargai perempuan. Kalau ada rasa tertarik, ya dialah yang mendatangi perempuan itu. Bukan perempuannya yang disuruh ngedatengin dia. Di pabrik aku pernah ngobrol sama dia dan bosku lihat. Jadinya di ruangan aku digodain deh sama bosku itu. Dia bilang sama teman kerjaku, "Ai, pacarnya Prima orang weaving 1. Aku kan ditempatin kerjanya di weaving 2. Dulu di weaving 1 itu waktu masih training. Orangnya sih lumayan ganteng, dan lugu. Tapi aku ga ada perasaan sama dia.

Yang jaman kerja di Bogor, ga ada cerita suka sama orang. Sibuk kerja. Eh, tapi waktu itu ada dikenalin sama adek sepupu di Ungaran, sama teman kerjanya dulu. Karena ga tertarik, jadi ya ga ada cerita lanjutannya. Sampai sekarang pun belum pernah ketemu orangnya juga, cuma pernah contact di FB dan sms. Dan orangnya sekarang sudah menikah.

Waktu kerja di Bogor ini, temen kos jaman awal-awal kuliah dulu sempet nanya kabarku dan nanyain aku udah nikah atau belum. Akhirnya aku nanya soal kakak sepupunya. Dia cuma jawab, ga usahlah, orangnya sekarang jauh, kerja di luar jawa. Kalau ga salah di Ternate apa ya. Lupa aku.

Dulu awal-awal kuliah aku kos di depan kampus. Salah satu teman kosku yang dari Pemalang, jurusan Farmasi 00 ini suka mbecandain aku, ngejodoh-jodohin aku sama kakak sepupunya. Menurut dia kakak sepupunya ini pemalu. Waktu itu aku jawab, ga mau sodaraan sama kamu. Kakak sepupunya itu dari Pekalongan, kuliah di UPN Jogja jurusan Teknik Kimia angkatan 97. Kebetulan adeknya, laki-laki, temen kuliah satu jurusan, satu angkatan sama aku. Tapi kita ga akrab. Adeknya yang bungsu, laki-laki juga, temen kuliahnya adekku di jurusan Teknik Informatika UII angkatan 03.

Nah .. waktu aku awal-awal kerja di Jogja, temenku ini nasehatin aku kok belum nikah-nikah. Tiba-tiba aku kepikiran kakak sepupunya itu. Aku tanya si mas UPN ini udah nikah belum. Temanku bilang belum. Dan ternyata dia sudah pindah kerja di Semarang. Akhirnya dia kasih FB, YM, sama no hp kakak sepupunya itu. Aku disuruh yang mulai contact duluan. Ya udah, aku nurutin saran dia buat contact duluan, ya via FB, YM, dan sms juga. Waktu itu aku ga punya hp blackberry. Dia kerja jadi sales rokok Gudang Garam di Semarang, tapi kantor regionalnya dekat sama kosku. Aku pun ada perasaan sama dia.

Ga berapa lama, waktu hari minggu, dia sms aku, nanya alamat kos. Aku curiga, ternyata beberapa jam setelah itu dia sms lagi kalau sudah di depan kos. Dia dari Semarang ke Jogja bawa mobil kantor. Trus dia minta ditemenin ke rumah temannya karena dia mau beli spare part motor tua. Ya .. hobinya koleksi dan jual beli motor-motor tua.

Akhirnya aku temenin dia. Waktu keluar dari kos, mampir dulu ke mesjid karena dia mau sholat dhuhur. Aku nunggu di dalam mobil, karena lagi ga sholat. Trus kita jalan ke rumah temannya. Sebelum sampai ke rumah temannya, kita mampir di warung makan buat makan siang. Sampai di rumah temannya ternyata temannya lagi pergi. Akhirnya kita nunggu temannya itu dateng. Lumayan lama juga nunggu sampai temannya datang. Kita ngobrol dan pastinya dia ngerokok. Setelah urusan sama temannya selesai, dia nganterin aku balik ke kos.

Teman kosku dulu yang notabene adek sepupunya, rutin menanyakan perkembangan hubungan aku sama kakak sepupunya itu. Dia berharap aku bisa jadi sama kakak sepupunya. Tapi sepertinya Mas UPN biasa aja. Si mas UPN ini pernah sekali ngasih ucapan selamat ulang tahun di messege FB. Aku yang sering coment-coment di status FB nya. Sampai ada teman kerjanya yg add FB ku. Tapi temannya ini udah nikah ya. Aku pun pernah curhat di messege FB sama temannya ini. Dan temannya ini juga pernah menyinggung ke Mas UPN. Tapi ga direspon. Temanku pun sering nyinggung-nyinggung kakak sepupunya itu kalau coment di status FB ku. Tapi Mas UPN ga ada respon.

Sampai akhirnya aku berani mengungkapkan perasaanku kepadanya lewat messege FB. Itu hal terbodoh yang pernah ku lakukan. Sekarang aku nyesel pernah bilang begitu. Waktu itu jawaban dia, sudah ada 4 orang perempuan yang meyatakan perasaannya sama dia. Dan dia juga bilang ga ada aku di jawaban sholat istikharahnya. Entah itu bener atau bohong. Sekarang aku jadi heran, kenapa dulu aku bisa sampai suka begitu sama dia. Ganteng enggak, kaya juga enggak.

Dan akhirnya temanku kasih kabar kalau kakak sepupunya itu mau nikah. Ya jelas aku patah hati sekali. Temanku itu sempet bilang sama aku, dia sebel kalau ada laki-laki yang main-mainin perempuan, walaupun itu saudaranya sendiri. Dia menghiburku dengan bilang bukan jodohku. Dan dia juga ga datang ke acara pernikahan kakak sepupunya itu.

Cukup lama si mas UPN ini ga aktif FB nya. Sampai tahun lalu dia mulai aktif lagi. Dia hanya posting jualan-jualan sparepart motor tua aja. Dia ga pernah posting kehidupan dengan keluarganya. Entah .. mungkin dia ga nyaman dengan postingan-postinganku. Padahal postinganku bukan ditujukan buat dia. Akhirnya dia memutuskan pertemanan di FB. Ga masalah, karena aku sudah ga punya perasaan sama dia lagi.

Setelah pernikahan kakak sepupunya itu, temanku sempat mengirim foto teman suaminya yang ada di Kalimantan. Mau dikenalin ke aku. Tapi aku ga mau, aku bilang jauh. Sekarang temanku itu sudah ga aktif di sosmed. Aku hanya wa dia setiap lebaran. Tapi dia ga ada pernah tanya kabarku lagi.

Ga berapa lama aku pun dipindah kerja ke Semarang. Kantor tempat aku kerja di Jogja memang produksinya menyewa pabrik di Semarang. Aku kerja di perusahaan ini bersama ayahku juga. Sewaktu aku masih di Jogja, ayahku di pabrik Semarang. Kemudian aku dipindah ke Semarang, jadi kerja satu tempat dengan ayahku. Dan di sana aku sempet suka sama teman kerja. Dia 10 tahun lebih tua dari aku, tapi belum menikah. Aslinya Kediri. Tapi sepertinya dia sudah punya pacar.

Ayahku dan teman kerjanya 3 orang, termasuk dia, dikontrakkan rumah oleh perusahaan. Sedangkan aku kos sendiri. Mereka juga difasilitasi motor. Jadi berangkat dan pulang kerja aku bareng sama ayahku. Kalau pas ayahku pulang ke Sidoarjo, aku nebeng sama dia, atau teman bapakku yang lain. Jadi berangkat kerja disamperin ke kos. Pulangnya juga bareng. Karena jalannya dilewati.

Entah kenapa aku ga bisa menahan buat ga cerita ke atasanku di Jogja dan teman kerjaku di Jogja yang sudah resign kalau suka sama dia. Sekarang kalau inget jadi nyesel kenapa dulu cerita ke mereka. Kan jadi malu .. Ga berapa lama dia menikah. Tapi aku ga datang, aku hanya nitip sumbangan aja ke temanku yang datang.

Waktu di Semarang itu, adek sepupuku yang di Ungaran menikah. Aku pun dilibatkan dalam acara pernikahannya. Dengan maksud juga siapa tahu ada teman dari calon suaminya yang cocok. Di acara resepsi pernikahan aku dijadiin penerima tamu. Nah .. waktu acara lamaran, aku datang buat bantuin. Kata adek sepupuku ada temannya dan suaminya yang dimintain tolong buat jadi fotografer lihat aku, trus nanya ke adek sepupuku itu siapa. Dijawab adek sepupuku kalau itu mbak ku. Aku pun sempet lihat orangnya dan tertarik. Adekku dan suaminya ini dulu pernah satu tempat kerjaan, di call center telkom. Jadi teman yang diminta jadi fotografer ini teman mereka berdua di tempat kerja dulu.

Setelah acara pernikahan, adek sepupuku mencoba untuk mengenalkan aku dengan temannya itu. Menurut dia aku yang mulai duluan. Dia kasih no hp mas itu. Aku yang mulai chat dia duluan. Di FB pun begitu. Adek sepupuku sering menyinggung dia di coment statusnya. Tapi responnya biasa aja.

Dia asli Kudus, dan tinggal di Semarang. Kalau lihat profil di FB, dia dulu kuliah di Teknik Mesin Undip angkatan 98. Menurut adek sepupuku dia ga berani buat menjalin hubungan dengan aku, karena merasa pekerjaannya hanya sebagai penjaga kos milik orang lain. Dia mungkin melihat keluarga adek sepupuku dari orang berada. Tapi kemudian dia menikah juga. Adek sepupuku pun kaget. Karena dia dan suaminya ga diberi tahu.

Di Semarang aku cuma setahun. Kemudian aku ditarik kembali ke kantor Jogja. Di sini, teman kosku yang kerja di Hotel Ros In mengenalkan aku dengan teman kerjanya. Awalnya ada bapak-bapak di tempat dia kerja yang lihat foto-foto temanku. Di situ ada foto-foto sama aku juga. Kemudian dia tanya ini siapa. Dijawab temanku kalau itu teman kosnya. Dia tanya lagi, udah punya pacar belum. Temanku bilang belum. Trus bapak itu bilang dikenalin aja sama ini (aku lupa namanya). Trus pas ada acara buka bersama kantornya yang diadain di Pantai Depok, aku diajak. Bapak itu yang nyuruh temanku buat ngajak aku. Akhirnya aku ikut. Kita ga banyak ngobrol. Temanku juga kasih pin bbm dan FB ku ke dia. Tapi kita ga pernah ada interaksi. Mungkin dia perhatiin postinganku. Aku juga ga ada ketertarikan sama dia. Seingetku dia lebih muda beberapa tahun dari aku. Dan akhirnya aku dengar kabar dari temanku kalau dia menikah. Setelah menikah, dia memutuskan pertemanan di bbm dan FB. Ya sudahlah ya .. terserah dia.

Teman kosku yang dari Padang pun waktu itu pernah menawarkan mau mengenalkan teman kakaknya yang bekerja sebagai dosen di Purwokerto. Tapi aku menolak, dengan alasan jauh. Padahal aku belum tahu orangnya. Ada juga teman kuliahku dulu yang dikirimi email sama mas TMI 96, juga mau ngenalin ke 2 orang temannya. Aku disuruh liat FB nya. Tapi aku ga ada ketertarikan.

Waktu aku di Semarang juga pernah contact sama teman SD ku perempuan, yang tinggal di Serang. Tahu aku belum nikah, dia mau ngenalin sama temannya (aku lupa siapa), dia juga bilang kalau ada teman SD yang belum nikah. Cuma ga ada ketertarikan. Dan sekitar 3 tahun yang lalu teman SD ini meninggal. Dan sampai meninggalnya juga belum menikah.

Di Semarang itu aku kos di klinik 24 jam. Suami salah satu petugas lab memberi nomer hp ku ke temannya. Aku kaget waktu ada sms yang bilang kalau mau kenalan dan mau ngajak menikah. Malah takut. Karena belum tahu orangnya. Katanya dia teman si suami anak lab. Aku pun menanyakan sama temanku yang petugas lab. Dia bilang kalau suaminya emang ngenalin temannya. Padahal temanku melarang. Tapi ternyata suaminya kasih nomer hp ku. Akhirnya dia berhenti sms aku juga.

Waktu aku nganggur dari kerjaan di Jogja, sebelum dapat kerjaan di Jepara, ada contact-contactan sama kakak kelas waktu SMP. Tahu aku belum nikah, dia mau ngenalin aku sama teman kuliahnya. Dia kasih foto temannya. Tapi aku juga ga ada ketertarikan. Tanteku yang di Pekalongan juga sempet mau ngenalin aku sama keponakan temannya. Dikirimi fotonya, lagi-lagi aku ga ada ketertarikan.

Awal-awal kerja di Jepara sempet tertarik sama 2 orang di departemen yang berbeda. Tapi umurnya jauh di bawah aku. Yang satu sekarang sudah menikah. Adek sepupuku yang di Ungaran juga mencoba mau mengenalkan aku dengan dosen suaminya. Aku dikirimi fotonya. Ku iyakan aja, walau sebenernya ga tertarik. Katanya sih dia mau kasih fotoku ke dosen suaminya. Tapi ga ada kabar. Teman kerjaku juga sempet bilang kalau ada saudaranya yang tertarik sama aku. Dia lihat aku waktu temanku posting fotonya sama aku di story wa. Tapi saudaranya ini maunya aku yang main ke pondoknya. Kenapa ga dia aja yang main ke kosku. Dia kan laki-laki.

Waktu awal-awal kenal sama abang, Tanteku yang di Ungaran juga sempet mau ngenalin ke saudaranya. Tapi waktu itu aku bilang lagi dekat sama abang. Ga jadi dikenalin deh. Sekitar setengah tahun kemudian, tanteku yang di Demak kirim foto temannya, mau dikenalin ke aku. Tapi aku ga ada ketertarikan. Lagian juga rasaku sudah buat abang.

O iya, dulu waktu kuliah di Jogja, ngontrak di rumah yang kedua. Di paviliun samping rumah induk, dikontrak sama suami istri dari Padang. Si suami yang dosen di sebuah universitas di Padang, menempuh kuliah S2 di UGM. Si istri diajak juga karena mereka masih belum punya anak. Dan sampai sekarang pum mereka belum dikaruniai anak. Dulu waktu di Jogja istrinya sempet hamil tapi keguguran. Mereka berdua ini jadi kayak saudara. Aku memanggil mereka dengan sebutan om dan tante.

Nah .. waktu pindah di kontrakan rumah yang ketiga, dan itu aku sudah semester akhir, si om main bersama teman kuliahnya dari Cilacap. Memang rencananya dikenalkan ke aku. Kayaknya pernah juga si Om ngajakin semuanya jalan-jalan ke Kaliurang. Maksudnya biar akrab. Aku lupa si mas ada juga apa enggak. Tapi aku sama sekali ga ada ketertarikan.

Dari semua cerita tentang laki-laki dari jaman kuliah sampai kerja, ga ada yang jadi pacar. Aku pernah punya pacar sekali jaman awal-awal SMA. Ada tetangga depan rumah yang keponakannya tinggal sama dia. Karena dibiayai kuliah sama tetanggaku itu. Aku lupa, seingetku dia anak yatim. Dia kuliah di jurusan akuntansi Unair. Aku masuk kelas 1 SMA, dia masuk kuliah. Dia sering lihat aku. Tapi aku yang ga tahu. Secara aku lebih seneng di rumah dari pada main di luar. Jadi sama tetangga ya kenal aja, tapi ga akrab. Dia suka telpon ke rumahku. Trus bilang suka sama aku. Dan kita jadian. Tapi kita ga pernah keluar bareng. Dia juga ga pernah main ke rumah. Entahlah .. itu orang rumahku sama orang rumahnya dia pada tahu hubungan kita atau enggak.

Dia pernah kasih kado. Isi kadonya dompet yang di dalamnya dikasih fotonya dia. Ha ha ha .. lucu ya .. aku sih waktu itu perasaan juga suka sama dia. Akhirnya dia sekali nemuin aku di depan SMA ku. Ngobrol sebentar, abis itu kita pulang masing-masing. Aku lupa, dia waktu ngasih kado itu pas nemuin aku di depan sekolah apa dititipin adekku. Hubungan kita cuma beberapa bulan aja. Ga berapa lama dari ketemuan itu dia putusin aku lewat telpon. Alasannya karena aku masih sekolah dan dia juga mau konsentrasi kuliah. Seingetku sih sedih, cuma ga lama. Namanya juga suka-sukaan ala anak sekolah. Trus itu dompet dari dia aku buang sama fotonya juga. He he he .. Kayaknya ibuku pernah cerita kalau dia jadi PNS di Kalimantan.

Dari ceritaku jaman kuliah sampai kerja, beberapa orang adalah wartawan dan aktivis. Jadi waktu aku tahu kamu itu wartawan dan akitivis 98, aku jadi berpikir, sepertinya hidupku ga jauh-jauh dari wartawan dan aktivis.

Nah .. sekarang abang yang ada di kehidupan dan hati aku. Abang mau jadi yang cuma mampir kayak mereka, atau mau jadi yang menetap selamanya ? Ga apa-apa bang kalau cuma mau mampir. Aku udah biasa patah hati. Cuma perlu waktu menata hati buat ngelupain semuanya. Tapi abang bilang. Jangan pergi gitu aja.

Tuhan .. cerita hidupku tentang laki-laki sudah cukup panjang. Dan hatiku sudah cukup lelah. Aku ga mau patah hati lagi. Aku juga ga mau buat orang patah hati. Mungkin ada orang-orang yang pernah patah hati karena aku. Tapi aku ga bisa kalau hatiku ga tertarik.

Tuhan .. aku mohon, jangan buat orang suka sama aku kalau aku ga punya perasaan sama orang itu. Juga jangan buat aku suka sama orang yang ga punya perasaan sama aku.


Minggu, 29 September 2019
Mayong, Jepara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.