Jumat, 27 September 2019

GARA - GARA KAMU


Waktu jam istirahat tadi, salah satu teman di kantor bilang, "Tumben Mba Prima hari ini ga ada suaranya". Sedari pagi aku emang ga bercanda sama mereka. Selain karena sibuk sama kerjaan, juga karena lagi ga enak badan. Tapi selama ini walaupun aku sibuk sama kerjaan, kadang masih sempat bercanda sebentar sama mereka. Ya .. hari ini aku ga mood. Mungkin mereka melihat auraku yang ga mood itu.

Aku ga mood gara-gara lihat timeline FB kamu sedang video call sama seorang perempuan. Dan itu sudah yang kedua kalinya. Selama ini juga kamu ga pernah menghubungi aku. Apa itu pacar kamu sekarang ? Rasanya sedih, kesel, marah campur aduk jadi satu. Kenapa aku harus punya perasaan ini sama kamu. Kerja pun jadi ga bisa fokus. Padahal kerjaan lagi ribet. Kemarin pengen nulis soal demo mahasiswa. Tapi jadi ga mood gara-gara kamu.

Kamu emang ga pernah bilang apa-apa soal hubungan kita. Tapi kamu juga tau alasan kenapa kamu sama aku dikenalkan sama om kamu. Dan itu sudah pernah jadi pembicaraan kita dulu. Kalau memang kamu ga ada niat seperti itu, bilang bang. Kalau ga mau ketemu langsung atau telpon, lewat chat apa susahnya. Jangan seperti ini. Lebih menyakitkan. Ternyata aku salah menilai kamu sebagai aktivis 98. Ternyata kamu bukan seorang yang pemberani.

Kamu ga beda jauh sama laki-laki yang dulu pernah dekat denganku waktu jaman kuliah. Mahasiswa psikologi angkatan 96 dari Banjarmasin. Dia melihat aku ketika ada acara yang diadakan oleh pers mahasiswa di fakultasku. Sedangkan dia dari pers mahasiswa universitas. Dia meminta nomor hp dan alamat rumahku sama temanku yang sering main ke lembaga mahasiswa pusat. Dia menghubungi aku, dan kemudian sering sms, kadang telpon, dan beberapa kali datang ke rumah. Sampai ibuku dan teman-temanku yang kenal sama dia juga, mengira kita pacaran. Padahal dia ga pernah menyatakan apa-apa kepadaku. Dan aku sudah terlanjur jatuh cinta padanya. Pada akhirnya dia pergi tanpa pamit.

Susahnya aku melupakan dia. Perlu waktu beberapa tahun untuk aku bisa jatuh cinta lagi. Dan akhirnya aku bisa beberapa kali jatuh cinta, walaupun cuma bertepuk sebelah tangan. Patah hati yang berulang-ulang.

Aku pernah kepoin sosmednya. Dia sekarang bekerja sebagai wartawan di salah satu media cetak besar di ibu kota, dan sudah menikah. Makanya waktu om kamu menyebutkan pekerjaan kamu, jadi sedikit mengingatkan aku tentang dia. Waktu itu juga kamu rambutnya gondrong. Sama seperti dia.

Dulu, aku pernah berpikir kalau kita bertemu, apa akan membicarakan masa lalu. Kalau kamu mau melihat dia seperti apa, nanti ku carikan fotonya di sosmednya. Karena aku ga menyimpan fotonya di hpku. Tapi dia ga kayak kamu. Dia ga suka foto selfie. Dia jarang upload foto. Walaupun sekedar foto bersama keluarga atau teman. Hanya beberapa saja. Aku memang ga sepadan dengannya. Dia ganteng, pandai, dan dari keluarga terpandang.

Dan di saat hatiku tenang, tanpa ada siapa-siapa di hatiku, kamu masuk di kehidupanku. Ku pikir kamu ga akan seperti laki-laki sebelum ini. Karena aku melihat om kamu. Ga mungkin kan om kamu ngenalin orang yang ga baik. Tapi ternyata .. kamu nyakitin juga.

Kalo dipikir-pikir, sebenernya ga masalah kan aku punya hubungan sama laki-laki lain. Karena selama ini kamu ga pernah menjelaskan hubungan kita. Tapi hati aku yang ga bisa. Aku terlanjur mengganggap dirimu kekasihku.

Tuhan .. ampuni aku yang banyak dosa. Tapi jangan hukum aku dengan cinta yang bertepuk sebelah tangan dan menyakitkan. Jangan beri perasaan juga kepada orang yang aku ga memiliki perasaan kepadanya. Sehingga aku tidak menyakiti orang.


Kamis, 26 September 2019
Mayong, Jepara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.