Kamis, 26 September 2019

TENTANG KAMU (ABANG) 2

Beberapa waktu yang lalu, tanteku di Bekasi nelpon. Dia tanya kabarku, apakah sehat atau malah lagi sakit. Aku pun menjawab lumayan sehat. Tapi dalam hati aku berkata, hatiku yang sedang tidak sehat. Dan air mataku pun berlinang. Di tempat kerja aku mungkin terlihat tertawa, bercanda dengan teman-teman. Tapi dalam hati pengen nangis. Sampai kos, aku sendirian di kamar, pasti sering nangis.

Mereka semua ga tau apa yang ku rasakan. Tentang hati ini, tentang kamu. Sampai sekarang, masih kamu yang ada di hati, pikiran, dan doaku. Entah dengan dirimu. Aku ga tau siapa yang ada di hati, pikiran, dan doa kamu. Kalau kita nanti jadi menikah, berarti aku masih akan terus mendoakan kesehatanmu, keselamatanmu, pekerjaanmu, dan rezekimu. Tapi kalau kita tidak menikah, berarti aku akan berhenti menyebut namamu dalam setiap doaku. Kamu ga tau, dari dulu ketika aku menyukai laki-laki, ga pernah aku mendoakannya. Cuma kamu satu-satunya lelaki yang pernah ku suka, yang selalu ku doakan segalanya.

Aku ga gampang bisa menyukai orang. Dulu, ada beberapa teman yang mencoba mengenalkan teman lelakinya kepadaku. Mereka ga langsung mengenalkan, tapi memberi fotonya terlebih dahulu. Karena aku ga suka memberi harapan, jadi kalau aku ga tertarik ya aku memilih untuk ga kenalan. Dari pada sudah kenalan, kemudian orang tersebut suka sama aku. Malah nanti aku jadi menyakiti orang tersebut.

Dan ketika om kamu memperkenalkan kamu, dia juga memberi fotomu, aku pun tertarik untuk mengenal kamu. Maka ku iyakan perkenalan itu. Walau pun sebenarnya terbersit perasaan takut jatuh cinta yang bertepuk sebelah tangan. Dan aku pun membuka hatiku untukmu. Padahal aku termasuk orang yang ga mudah membuka hati untuk laki-laki.

Kamu ga tau, setelah beberapa waktu berkenalan denganmu dan muncul perasaan ini, aku ga mau berkenalan dengan laki-laki lain. Karena aku ga mau menyakiti kamu (seandainya kamu memiliki perasaan yang sama). Dan kenyataannya malah kamu yang menyakiti aku.

Tahun lalu, ada tanteku di Ungaran dan Demak yang mau mengenalkan aku dengan laki-laki. Yang satu saudaranya, yang satu temannya. Tetapi aku menolak. Karena aku merasa hatiku sudah dimiliki kamu. Padahal kamu ga pernah menyatakan perasaanmu kepadaku. Tak pernah memberi kepastian hubungan kita. Mungkin orang yang tau akan menilai aku bodoh.

Kamu dulu pernah bilang kalau teman-teman kamu sering kasih nomer hp perempuan-perempuan. Jadi teman-teman chat kamu banyak. Setelah perkenalan kita, aku ga tau apa teman-teman kamu masih ada yang kasih nomor-nomor perempuan-perempuan. Dan aku juga ga tau apa kamu masih chat dan bercanda dengan perempuan-perempuan lain. Seandainya iya, aku benar-benar bodoh, karena mengharapkan cinta orang yang ternyata hanya main-main denganku.

Waktu dulu kamu unfollow twitterku, aku ga tau salahku apa. Kamu cuma bilang ga tahan sama orang marah-marah. Trus aku tanya siapa yang marah-marah. Katamu ada orang marah-marah ku retweet. Dan aku ga tau retweet yang mana. Kalo kamu ga merasa seperti yang di tweet itu, kenapa kamu mesti tersinggung ? Coba kalau yang buat kamu tersinggung itu teman-teman perempuan kamu yang cantik-cantik itu, yang kamu puja-puja, apa kamu akan melakukan hal yg sama ? Apa kamu akan unfollow sosmednya juga ? Kalau enggak, berarti kamu ga adil sama aku. Teman-teman kamu bisa berubah. Suatu saat teman-teman perempuan yang kamu puja-puja itu bisa saja menyakiti kamu.

Kalau kamu unfollow twittermu dengan alasan ga tahan sama orang marah-marah. Aku juga ga tahan liat kamu upload foto-foto perempuan-perempuan, atau upload foto-foto kamu sama perempuan-perempuan. Selama kenal sama aku, pernah liat aku upload foto-foto berdua sama laki-laki ? Aku ga mau foto-foto sembarangan sama laki-laki.

Aku ga ngerti kamu tau apa enggak kalau aku dulu follow IG kamu. Tapi sekarang aku unfollow IG kamu. Karena aku sakit lihat kamu upload foto mantan kamu. Selain itu kamu juga ga folbek IG aku. Buat apa kalau hanya aku yang follow, tapi kamu ga follow aku juga. Berarti kamu ga pengen tau tentang aku. Beberapa waktu yang lalu kamu unfollow lagi twitterku. Dan aku ga tau sebabnya kenapa. Mungkin kamu ga mau tau tentang aku. Kamu ga mau baca pesanku untukmu di twitter lagi. Kalau gitu nanti aku juga unfollow twittermu. Karena aku juga ga mau hanya aku yang follow aja.

Aku mau follow twitter dan IG mu kalau kamu juga follow IG dan twitterku. Karena cinta itu harus berbalas. Kalau hanya bertepuk sebelah tangan, akan menyakitkan hati. Lebih baik tidak berteman sama sekali. Jangan mau menang sendiri. Maunya diperhatiin, tapi ga mau balik memperhatiin. Kamu ga tau bagaimana aku berusaha mengobati sakitku sendirian. Bukan cuma sakit di badan, tapi juga sakit di hati.

Dulu kamu pernah bilang lagi ngumpulin uang buat nemuin aku. Tapi nyatanya sampe sekarang kamu ga ke sini juga. Mungkin kamu ga benar-benar serius mau menemui aku. Karena aku ga penting bagimu. Kamu lebih memilih ketemu dengan teman-teman kamu. Dulu kamu bilang abis lebaran tahun lalu mau jor-joran cari kerjaan. Sampe sekarang aku ga tau kamu udah dapet kerja apa belum. Kalaupun sudah, aku juga ga tau kamu kerja apa, dan kerja di mana.

Kamu ga tau kan kalau aku pernah promosiin buku pertama kamu di IG storyku. Ya jelas kamu ga tau lah, karena kamu kan ga follow IG ku. Aku juga promosiin buku kamu di fan page jualanku. Sering postinganku di tiap sosmed satu dengan yang lainnya ga sama. Dan terkadang juga ada terselip pesan untukmu. Entah kamu merasa atau tidak. Yang pasti postinganku di setiap sosmed selain ada pesan untuk kamu, juga ada pengingat untuk diriku sendiri, dan juga untuk saudara-saudara serta teman-temanku. O iya, aku ga promosiin buku kedua kamu, karena males lah pasti isi ceritanya tentang perempuan lain yang kamu suka.

Dulu aku pengen kamu dateng bawa buku pertamamu itu. Bukan mau minta gratisan, tapi sebagai ganti aku pernah isiin kamu pulsa. Sebenarnya aku pengen ngelupain kalo pernah 2x isiin kamu pulsa. Tapi gimana ya, karena sikap kamu yang nyakitin itu, jadi bikin aku inget apa yang pernah aku kasih ke kamu. Sifat umum manusia ya. Atau sifat umum perempuan ? Ketika dikecewakan, pasti mengungkit yang dulu-dulu. Selain itu juga karena nominal segitu buat aku yang hidupnya pas-pasan ya lumayan nyesek juga. Dan aku ga pernah nagih ke kamu, karena waktu itu kamu lagi kesulitan. Tapi waktu sekarang kamu punya uang, apa kamu inget kalau misalnya aku ternyata lagi kekurangan ?

Waktu kamu update sedang piknik, pernah ga kamu kepikiran kalau itu bikin jengkel. Kamu pergi sama perempuan-perempuan, entah siapa mereka. Bercanda sama mereka. Kamu memang ga punya perasaan ya. Waktu susah aja, kamu hubungi aku. Giliran lagi ga susah kamu pergi sama perempuan-perempuan lain. Kamu bener-bener nyebelin bang. Mungkin kalo kamu perginya sama teman laki-laki aku ga akan sejengkel ini. Padahal waktu aku lagi kesulitan keuangan aku ga menghubungi kamu untuk minta bantuan.

Dulu di chat kita kamu pernah bilang jangan main-mainin hatimu. Tapi ternyata kamu yang main-mainin hatiku. Kamu yang ga punya perasaan. Kamu yang ga serius pengen nikah. Kamu yang ga bisa ngelupain masa lalu. Kamu yang ga mau menghapus foto-foto mantan kamu dari sosmed dan hp kamu. Kamu yang masih berteman dengan mantan kamu. Ga ada bang, perempuan yang mau suaminya menyimpan foto-foto mantannya. Aku ga pernah nyimpen foto-foto laki-laki yang dulu pernah aku suka. Karena aku ga mau suamiku nanti tersakiti.

O iya, aku juga masih inget di salah satu chat kita, aku pernah bilang kalau lebih suka ngobrol langsung. Trus kamu bilang setelah jumatan kamu bakal nelpon aku. Dan sampai sekarang kamu ga pernah ada nelpon aku. Dan aku ga tau apa kamu telponan sama perempuan-perempuan lain. Aku ga tau apa yang kamu lakukan. Aku cuma bisa mengadu sama Allah tentang kelakuan kamu yang enggak aku ketahui. Karena Allah Yang Maha Mengetahui Segalanya dan Maha Pemberi Balasan.

Aku jadi berprasangka kalau sebenarnya kamu itu ga bener-bener pengen nikah. Karena perempuan yang kamu idamkan adalah yang cantik sempurna. Kamu juga ga mau kebebasan kamu hilang karena terikat pernikahan. Kamu hanya mau main-main dan senang-senang dengan perempuan-perempuan saja. Entah prasangkaku itu benar atau enggak. Di mana-mana perempuan kalau lagi emosi, pasti prasangkanya yang jelek-jelek. Dan kadang terucap doa yang jelek juga.

Dulu aku menilai kamu seorang anak yang sayang sama mamanya. Tapi kenyataannya kamu ga benar-benar sayang sama mama kamu. Karena anak laki-laki yang benar-benar sayang sama ibunya ga akan mempermainkan hati perempuan. Bagaimana kalau mama kamu yang dipermainkan laki-laki ? Bagaimana kalau hati mama kamu yang disakiti laki-laki ?

Suatu saat ketika kamu mengalami kesulitan, mungkin itu salah satu cara Tuhan mengingatkan kamu tentang luka yang pernah kamu buat kepadaku. Karena ketika aku sedang mengalami kesulitan, aku selalu mengingat-ingat apa dulu pernah menyakiti orang.


Sabtu, 7 September 2019
Mayong, Jepara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.